GELORA NEWS – Pengamat politik Refly Harun menyebut Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah sekarang sedang ketar-ketir, karena berpotensi tidak mendapatkan jatah menteri di kabinet Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Sehingga menurut Refly Harun, Fahri Hamzah sia-sia berbelok arah mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto jika posisinya masih serupa dengannya, yaitu sebagai komentator politik, bukan menteri.
“Justru kalau kita lihat Fahri Hamzah sekarang sedang ketar-ketir mungkin ya, kalau dia tidak jadi menteri ya sudah dia enggak ada bedanya sama Refly Harun, menjadi komentator politik saja, jadi sia-sialah mendukung atau berbelok arah mendukung Jokowi dan mendukung Prabowo,” ucapnya, dikutip populis.id dari YouTube Refly Harun, Selasa (4/6).
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menertawakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memberi sinyal mendukung capres nomor urut satu Anies Baswedan maju sebagai calon gubernur (cagub) di pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
Pasalnya menurut Fahri Hamzah, upaya PDIP memajukan Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2024 adalah rekonsiliasi mantan untuk merebut mantan Ibu Kota, karena dikabarkan akan segera dipindahkan ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
“Rekonsiliasi mantan…. merebut mantan ibukota..” ucap Fahri dengan emoticon tertawa, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (27/5).
Diketahui, Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta, Pantas Nainggolan memuji kelayakan capres nomor urut satu Anies Baswedan untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024 karena masih potensial sebagai kandidat.
Pantas melihatnya melalui rekam jejak Anies di Pilpres 2024 kemarin. “Kalau kita lihat cerminan di Pilpres kemarin, tidak bisa seorang pun mengingkari bahwa Pak Anies masih sangat potensial,” jelas dia, di DPD PDIP DKI Jakarta, Jakarta Utara, dikutip dari TV One News.
Selain itu juga dari pengalaman Anies menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2023. “Kedua, pengalaman dia selama lima tahun kemarin di Jakarta, saya pikir itu menjadi salah satu pembelajaran yang baik, untuk bisa lebih menyempurnakan di waktu-waktu yang akan datang. Jadi paling tidak, sudah punya bekal,” bebernya.
Bahkan PDIP mewacanakan Anies untuk berduet dengan Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi yang merupakan kader partai banteng itu, mengingat keduanya bekerja sama memimpin Pemprov DKI Jakarta selama 5 tahun.
“Ya, sebagai wacana sih bisa-bisa saja, tetapi yang pasti DPP PDIP pasti akan mempertimbangkan semua. Yang perlu diingat bahwa tidak ada satu partai pun yang memenuhi syarat formal, mau tidak mau komunikasi-komunikasi antar parpol pasti terjadi,” tandasnya.
* Artikel berita ini bersumber dari media Online (Gelora News)